Pusat Arsip dan Museum UBAYA
LOADING
Merajut Cita-Cita (Bagian 1)
April 21, 2020

Tulisan ini diambil dari Buku Membangun Paradigma Baru : 30 tahun Universitas Surabaya 1968-1998 dengan judul ” MERAJUT CITA-CITA” yang dikarang oleh Hotman M. Siahaan dan Tjahjo Purnomo W, pada hal. 17-22

MERAJUT CITA-CITA (Bagian 1)

Kunci Kampus Ureca tidak lama berada di tangan Basuki Rachmat. “Tjok, (demikian Basuk Rachmat biasa memanggil Soekotjo), Ini kunci kampus Res Publica. Ini tugasmu mencari jalan keluar agar Res Publica bisa berjalan kembali tanpa ada orang PKI-nya,” kata Ny. Siti Soeprapti Soekotjo menceritakan kembali awal Soekotjo mendirikan perguruan tinggi. Soekotjo pun menghimpun rekan-rekannya dari kalangan pemerintahan, pendidikan maupun pengusaha yang berminat mengelola perguruan tinggi. Setelah rapat berkali-kali, dibentuklah Yayasan Perguruan Tinggi Trisakti Surabaya.

Pada 7 Maret 1966, Letkol Inf. Soekotjo, NRP. 10292, yang menjabat sebagai Walikotamadya Surabaya; Kolonel Corps Kehakiman Chasan Doerjat, S.H., NRP. 15418, Rektor Universitas Airlangga; Prof. Oey Hway Kiem, Pembantu Rektor I Unair; dan Prof. R.M. Soejoenoes, Guru Besar Fakultas Kedokteran Unair, menghadap Notaris Djoko Soepadmo, S.H., di Jl. Tunjungan 104 , untuk mendirikan sebuah badan hukum berbentuk stichting atau yayasan bernama Yayasan Perguruan Tinggi Trisakti Surabaya, yang pada pasal 2 Anggaran Dasarnya dinyatakan, yayasan ini dianggap telah dimulai sejak 6 Maret 1966.

Saat pembahasan mengenai nama universitas yang akan didirikan, menurut Gardjito, muncul ide untuk mengambil nama salah seorang Pahlawan Revolusi korban G-30-S/PKI, yakni Achmad Yani. ” Pernah terpikir bagaimana kalau diberi nama Universitas Achmad Yani. Tapi tentang ini tidak diperoleh kesepakatan. Kemudian diputusan menggunakan Trisakti. Karena eks-Ureca Jakarta sudah lebih dulu berubah menjadi Universitas Trisakti,” katanya. Yayasan Perguruan Tinggi Trisakti Surabaya didirikan dengan memanfaatkan aset eks-Ureca yang diambil oleh Djoko dan kawan-kawan.

Anggota dewan pengurus pertama kali terdiri para pendiri yayasan ditambah beberapa tokoh masyarakat Surabaya, sebagai berikut :

Pelindung :

1. Panglima Kodam VIII Brawijaya

2. Gubernur/Kepala Daerah Brigjen. Mohamad Wijono

Penasehat :

– Para Rektor, Universitas Airlangga, ITS Surabaya, dan IKIP Surabaya

Pengurus:

Ketua Umum :

– Walikota Kepala Daerah Kotapraja Surabaya, Soekotjo, Letnal Kolonel Infanteri, Nomor Pokok 10292

Ketua I :

– Ketua Presidium Universitas Trisakti Surabaya

Ketua II :

– Tan Hay Siang, Pengusaha

Sekretaris :

– Drs. Soejono Danoewiredjo, Ajun Komisaris Besar Polisi.

Sekretaris II : Soekardi, S.H., Jaksa

Bendahara I :

– Kwee Hong Tjwan, Partikelir

Bendahara II :

– Soewarno, Partikelir

Komisaris-Komisaris

1. Kolonel Chasan Doerjat

2. Prof. R.M. Soejoenoes

3. Prof. Mr. R. Boedi Soesetya

4. Raden Majoor Soetedjo

5. Drs. Marsoesi Soemo Nitihardjo

6. Yap Tjiong Ing

7. Tjiong Thiam Kwa

8. J.E. Sahetapy, S.H.

9. Letkol. Pelaut Ir. Marseno

10. Prof. Oey Hway Kiem

….. Bersambung Bagian 2

Referensi :

SIAHAAN, Hotman M & Tjahjo Purnomo W, “Membangun Paradigma Baru : 30 Tahun Universitas Surabaya 1968-1998″, cet. 1, Surabaya : Penerbit Universitas Surabaya, Maret 1999.